Update Data Bencana Sumut: 340 Tewas, 128 Masih Hilang, 11.200 Rumah Rusak dan 171 Titik Longsor

Silangit – Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) Abdul Muhari menegaskan, upaya percepatan penanganan bencana di Provinsi Sumatera Utara terus menunjukkan perkembangan positif.

Disebutkannya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara melaporkan kemajuan signifikan dalam perbaikan infrastruktur yang terdampak bencana. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kota Binjai.

“Hingga Rabu (10/12/2025), telah teridentifikasi 171 titik longsor, 27 titik jalan putus, 38 titik jalan amblas, 4 oprit jembatan putus, dan 28 titik genangan banjir. Upaya penanganan terus berlangsung dan sebagian besar titik telah ditangani, termasuk 163 titik longsor, 10 titik jalan putus, 18 titik jalan amblas, 18 titik jalan amblas, 3 titik oprit jembatan, dan 28 titik genangan banjir yang sudah surut,” imbuhnya.

Meskipun penanganan berjalan intensif, masih terdapat empat koridor utama yang belum dapat dilewati akibat kerusakan berat, yaitu Tarutung–Sibolga, Tarutung–Sipirok, Sibolga–Batangtoru, serta Batangtoru–Singkuang. Beberapa titik mengalami amblas total pada badan jalan dan oprit jembatan yang putus sehingga memerlukan penanganan khusus. Akses menuju Kota Sibolga sementara dapat ditempuh melalui rute Sidikalang–Barus–Sibolga, sedangkan untuk menggantikan jalur Tarutung–Sipirok yang terputus, masyarakat dapat memanfaatkan ruas Siborong-borong–Pangaribuan–Sipirok sepanjang 114 km.

“Namun akses ini masih terbatas bagi kendaraan kecil karena terdapat tiga lokasi amblas yang menggerus setengah badan jalan,” ungkapnya.

Disebutkannya, Ruas yang mengalami dampak paling berat adalah Batas Kota Tarutung–Batas Kabupaten Taput–Sibolga dengan total 96 titik kerusakan, serta ruas Tarutung–Sipirok dengan 54 titik terdampak. Pada ruas Rampa–Poriaha (Mungkur), tingkat kerusakan juga signifikan dengan 12 titik longsor dan amblas, di mana tujuh di antaranya merupakan longsor besar yang menyebabkan jalan benar-benar terputus. Secara keseluruhan terdapat 31 lokasi jalan putus, terdiri dari 27 kerusakan badan jalan dan 4 kerusakan jembatan. “Dari jumlah tersebut, 10 titik badan jalan dan 3 titik jembatan telah selesai ditangani, sementara lokasi lain masih dalam proses perbaikan,” imbuhnya lagi.

Pada ruas Tarutung–Sipirok, penanganan telah mencapai 50 dari total 54 titik. Masih tersisa satu titik jalan putus di STA 10+125 yang sedang disiapkan badan jalan sementaranya. Di lokasi lain, seperti STA 08+200 di Desa Pengkolan, akses sudah kembali terbuka bagi kendaraan, meski pemadatan jalan belum sepenuhnya optimal akibat kendala cuaca. Adapun ruas Tarutung–Sibolga telah tertangani di 78 dari 96 lokasi terdampak, meskipun masih terdapat longsor besar sepanjang 100–150 meter yang belum dapat dijangkau alat berat. Jumlah titik diperkirakan masih dapat bertambah seiring akses yang mulai terbuka dan lokasi baru dapat teridentifikasi.

Untuk mendukung percepatan pemulihan, sebanyak 106 unit alat berat telah diterjunkan ke berbagai lokasi terdampak, terdiri dari excavator, loader, backhoe loader, dozer, motor grader, vibro roller, dump truck, hingga flat bed truck. Kebutuhan bahan bakar alat berat untuk satu hari ke depan telah terpenuhi melalui bantuan berbagai pihak, mencapai 10.600 liter, dan suplai tambahan akan dikirimkan secara bertahap.

“Pada saat yang sama, kebutuhan material untuk penanganan darurat masih cukup besar, terutama berupa geobag, jembatan bailey, dan aramco agar proses pemulihan dapat berlangsung lebih efektif dan menjamin konektivitas masyarakat kembali pulih secepat mungkin,” ungkapnya.

Operasi Modifikasi Cuaca

Kegiatan OMC pada Rabu (10/12), pesawat PK-YNA telah menyelesaikan tiga sorti penerbangan dalam rangka operasi pengamanan cuaca di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pada rangkaian misi tersebut, telah digunakan bahan semai NaCl sebanyak 3.200 kilogram untuk mendukung upaya modifikasi cuaca di area yang menjadi prioritas.

Secara akumulatif, selama dua hari pelaksanaan operasi sejak (9/12) hingga (10/12), PK-YNA telah menuntaskan enam sorti penerbangan. Total bahan semai yang telah digunakan mencapai 4.000 kilogram NaCl dan 800 kilogram CaO. Seluruh kegiatan berlangsung sesuai prosedur dan dalam kondisi operasional yang aman.

Saat ini, tim tengah mempersiapkan pelaksanaan sortie ke-4 dengan sasaran wilayah perairan barat Tapanuli Tengah. Pada misi lanjutan ini, akan digunakan bahan semai NaCl sebanyak 800 kilogram. Persiapan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan operasi berjalan lancar dan efektif dalam mendukung pengamanan wilayah tersebut.

BMKG Sumatera Utara juga mengeluarkan peringatan dini cuaca pada Rabu, (10/12) pukul 12:50 WIB. Berdasarkan pemantauan, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan. Kondisi ini diperkirakan meluas hingga perairan Danau Toba serta wilayah lain seperti Karo, Deli Serdang, Dairi, Mandailing Natal, Nias, Samosir, dan Kota Padangsidimpuan.

“Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap risiko banjir, longsor, dan gangguan transportasi, serta memantau informasi cuaca terkini dari otoritas terkait,” imbaunya.

BNPB terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, BBPJN, TNI/Polri, dan BMKG untuk mempercepat penanganan darurat, memastikan pemulihan akses berjalan optimal, dan menjamin keamanan masyarakat di wilayah terdampak. Dukungan tambahan siap dimobilisasi apabila situasi lapangan memerlukan penguatan lebih lanjut.

Update Data Bencana di Provinsi Sumatera Utara

Data rekapitulasi dampak bencana di Provinsi Sumatera Utara pada Rabu (10/12) pukul 17.00 WIB menunjukkan kerugian signifikan yang tersebar di 18 Kabupaten/Kota yang terdampak. Bencana ini telah menyebabkan dampak serius terhadap masyarakat dan infrastruktur di seluruh wilayah Provinsi.

Korban mencapai 340 jiwa meninggal dan 128 jiwa hilang, serta 651 jiwa terluka. Selain korban jiwa, bencana ini juga merusak 11.200 rumah di berbagai kabupaten yang terdampak. Kerusakan infrastruktur publik juga meluas ke banyak kabupaten di Sumatera Utara. Tercatat 60 Fasilitas Pendidikan, termasuk 121 jembatan rusak. Sebanyak 80 fasilitas umum, sembilan rumah Ibadah, dan satu fasilitas kesehatan rusak.

Upaya penanganan pengungsi difokuskan pada kabupaten dengan jumlah warga mengungsi terbanyak. Kabupaten Tapanuli Tengah memegang angka tertinggi dengan 18,3 ribu jiwa mengungsi, diikuti oleh Kabupaten Langkat 15,2 ribu jiwa , Kabupaten Tapanuli Selatan 7 ribu jiwa, Kabupaten Humbang Hasundutan 2,2 ribu dan Kota Sibolga 2,1 ribu jiwa. “Pemerintah daerah di setiap kabupaten bersama BNPB dan instansi terkait terus berkoordinasi untuk memastikan penyaluran bantuan yang efektif dan mempercepat proses rehabilitasi pasca-bencana,” tutupnya. (SC03)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *