Sumutcyber.com, Samosir – Regal Springs Indonesia (RSI) melaksanakan penaburan 100 ribu benih ikan tilapia di sekitar wilayah perairan Danau Toba, di area Lontung, Pangambatan, dan Silmalombu Kabupaten Samosir, serta di Sirungkungon Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Jumat (25/3/2022).
Program restocking atau penambahan stok ikan tangkapan ke perairan Danau Toba telah menjadi agenda rutin perusahaan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun. “Program ini
merupakan salah satu program implementasi KAMI Peduli dalam pilar Lake & Water Access perusahaan,” ujar Dian Octavia Head of Sustainability & Community Regal Springs Indonesia.
Ditambahkan Dian, selain untuk mendukung ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi dan membantu nelayan lokal, program ini juga menjadi salah satu upaya perusahaan dalam
mendukung ekosistem Danau Toba.
“Perusahaan berharap dapat ikut berkontribusi dalam memelihara ekosistem akuatik yang seimbang sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan nelayan lokal,” jelasnya.
Kepala Bidang Perikanan Kabupaten Samosir Brosdiana Sinaga mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir mendukung dan menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh RSI. “Restocking ini sangat membantu kegiatan nelayan tangkap di perairan Danau Toba. Karena dengan populasi ikan yang bertambah, maka produktivitas tangkapan nelayan juga akan meningkat, hingga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terlaksana kembali,” jelas Brosdian.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Toba Kaban Ketapang Manulang menyampaikan kontribusi dari semua pihak sangat penting untuk menjaga
keanekaragaman hayati, termasuk sumber daya ikan.
“Saat ini keberadaan ikan red devil (Amphilophus labiatus) xi perairan Danau Toba sudah meresahkan nelayan di sini. Hasil tangkapan ikan komersil semakin hari semakin berkurang. Sebelum ada ikan red devil, satu nelayan bisa menangkap hingga lima kilogram ikan. Jika dijual, nelayan bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp125.000 per hari yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun saat ini, nelayan hanya bisa mendapatkan satu hingga dua kilogram ikan per hari,” jelas Kaban.
Diakuinya, pihaknya masih melakukan berbagai upaya untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dari ikan red devil. “Profesi nelayan tangkap harus kita selamatkan. Untuk sementara yang bisa kita lakukan adalah menambah persaingan di air. Saat ini, induk-induk ikan yang ada sudah tidak bisa lagi menghasilkan bibit. Jadi, kita harus menciptakan benih kita sendiri, yaitu salah satunya dengan restocking,” ungkap Kaban.
Kaban juga berharap, benih ikan yang disebar nantinya dapat mendorong kesejahteraan masyarakat, termasuk juga keberlanjutan ekosistem di Danau Toba. Pada kegiatan penaburan benih ikan tilapia ini, dihadiri juga oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Toba Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara Abner Tarigan.
Inisiatif program restocking telah dilakukan Regal Springs sejak beberapa tahun terakhir di sekitar unit usaha perusahaan. Tahun 2019 – 2021, lebih dari 450.000 penaburan benih ikan tilapia dilakukan di Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir. Kemudian di tahun 2021, sebanyak 500.000 benih juga diserahkan kepada pelaku UMKM, petani tambak dan kelompok budidaya perikanan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Ikan tilapia merupakan salah satu sumber protein dengan gizi tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia adalah produsen ikan tilapia terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2020, Indonesia mengekspor tilapia sebanyak 12,29 ribu ton dengan nilai ekspor USD 78,44 juta.
Sementara, di tahun yang sama, berdasarkan Data Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Sumatera Utara, produksi ikan tilapia dari Danau Toba mencapai 80.941 ton pada 2020, atau berkontribusi hingga 90% dari total nilai ekspor ikan tilapia. (SC-Zul)