Site icon SUMUTCYBER.COM

Ini Penyebab Data Covid-19 di Medan Amburadul

Ilustrasi data Covid-19

Sumutcyber.com, Medan – Plt. Kadis Kesehatan Medan dr. Mardohar Tambunan, mengaku pihaknya sedang melakukan proses perbaikan data Covid-19 Kota Medan.

“Sudah diproses (diperbaiki). Ini bukan perkara salah, tapi tidak terupdate, contohnya ada orang yang periksa PCR di salah satu laboratorium, hasilnya positif Covid-19. Hasil positif itu dicatat oleh petugas kita dari surveilans, tapi tak ada habisnya (terus dicatat sebagai pasien positif sampai berbulan-bulan),” kata Mardohar, Rabu (15/9/2021).

Kemudian, lanjutnya mencontohkan, orang yang awalnya periksa PCR di salahsatu laboratorium dengan hasil positif tersebut memiliki gejala sehingga masuk rumah sakit.

“Saat dia masuk ke rumah sakit, pasien tadi dianggap kasus baru. Kalau diperiksa di RS ada sistem aplikasi kapan masuk dan keluar, ini dicatat di bidang Yankes, itu aman. Tetapi yang dicatat tim surveilance tadi tidak tahu kelanjutannya, kapan habisnya (negatif) karena pasien tidak melapor. Nah, itulah yang terinput terus menerus sampai berapa bulan, tapi alamat dan namanya akurat,” pungkasnya.

Ketika ditanya, apakah Medan bisa turun level PPKM dari 4 ke 3, dia menjawab, tugasnya menurunkan kasus Covid-19 di Medan. “Pokoknya tugas saya menurunkan kasus Covid-19,” tambahnya.

Sebelumya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengungkapkan ada empat kabupaten dan kota yang memiliki data penanganan Covid-19 tak becus. Yakni Kota Medan, Kota Pematang Siantar, Kota Sibolga, dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Menurut Edy, ini disebabkan karena petugas pendataan terkait hal itu gagap teknologi alias gaptek. Padahal, sebut dia, seluruh pendataan kini menggunakan perangkat digital.

“Kita empat (daerah) kacau ini. Empat kabupaten/kota kacau. Medan, Sibolga, Mandailing Natal dengan Siantar. Kacau ini. Yang lain kacau, tapi limitnya masih dibawah sehingga tidak mendongkrak,” katanya menjawab wartawan, Jumat (10/9/2021). (SC03)

Exit mobile version