Ini Penjelasan Kadis Kesehatan Sumut Terkait Video Viral Pasien Terlantar di Labuhanbatu

Kadis Kesehatan Provsu dr.Alwi Mujahit Hasibuan MKes

Sumutcyber.com, Medan – Jagat maya kembali dihebohkan dengan video seorang perempuan berteriak-teriak di depan Puskesmas Negeri Negeri Lama, Kec. Bilah Hilir, Kab. Labuhanbatu tentang orangtuanya yang sakit dan ditelantarkan.

Dalam video tersebut terlihat, perempuan muda berteriak bahwa ayahnya sudah satu jam tidak ditangani oleh dokter karena dokter tidak ada di puskesmas tersebut.

Belakangan diketahui orangtua gadis tersebut bernama Padli Simanjuntak, karyawan PT HSJ dan sudah meninggal dunia.

Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit, Rabu (19/4) mengatakan, berdasarkan laporan dokter di Puskesmas tersebut, pasien bernama Padli Simanjuntak tersebut datang ke Puskesmas Negeri Lama sudah dalam keadaan meninggal (dead on arrival).

Bacaan Lainnya

“Pasien sudah meninggal dari klinik kebunnya sendiri. Hal itu sudah dinyatakan oleh perawat dan dokter kebun PT SHJ. Begitu pun pihak keluarganya tidak percaya sama mereka sehingga mereka membawa pasien ke puskesmas agar bapaknya diinfus atau diberi tindakan, padahal sudah exit (meninggal),” sebut Alwi Mujahit berdasarkan laporan dokter Puskesmas Negeri Lama.

Alwi kembali menjelaskan, bahwa seminggu sebelumnya pasien sudah dirawat di RSUD dan pasien PAPS (pulang atas permintaan sendiri), yang mana dalam peraturan BPJS Kesehatan kalau PAPS, BPJS-nya diblokir selama 14 hari.

“Kalau perawat IGD dan Bidan RB Puskesmas Negeri Lama standby 24 jam di puskesmas walaupun sekarang Puskesmas Negeri Lama turun kelas menjadi Puskesmas Rawat Jalan saja, kriteria rawat inap untuk klem BPJS gak memenuhi syarat karena kurang dokter,” sebut Alwi kembali menirukan keterangan dokter Puskesmas tersebut.

Dalam hal ini, lanjut Alwi, pihak Puskesmas yang dirugikan karena mengandung unsur fitnah, dan bisa menjadi perspektif buruk yang mencoreng nama institusi.

Terkait video yang sudah viral tersebut, Alwi menyebutkan kemungkinan yang bersangkutan akan dilaporkan ke pihak kepolisian setelah masa berdukanya selesai karena telah merugikan pihak Puskesmas.

Terkait kelangkaan dokter di daerah, Alwi Mujahit menerangkan bahwa dokter sudah cukup. Hanya di beberapa Puskesmas di Kepulauan Nias yang tidak ada dokternya.

“Dan itu sudah dipenuhi dengan program Nusantara Sehat dari Kemenkes. Masalah bagi kita adalah dokter spesialis yang menumpuk di kota Medan dan sekitarnya. Kita sudah mengupayakan dengan program Dokter Terbang dan Bakti Kesehatan Bermartabat (Bis Medis),” pungkas Alwi mengakhiri. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *