Sab. Mei 4th, 2024

Dampak PPKM, Pedagang Kuliner Malam di Medan Menyerah, Angkat Bendera Putih: Kami Cari Makan bukan Foya-foya

By Redaksi Jul25,2021
Sejumlah pedagang memasang bendera putih di depan pintu masuk Pajak Kedan, Sabtu (24/7/2021). (Sumber: mimbarrakyat.co.id)

Sumutcyber.com, Medan – Ratusan pedagang kuliner yang berjualan pada malam hari di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar aksi angkat bendera putih di Pasar MMTC Jalan Williem Iskandar, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (24/7/2021).

Hal itu merupakan simbol menyerah terhadap kondisi mereka yang nyaris kolaps, akibat dari adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Aksi mengangkat bendera putih ini dilakukan para pedagang dari berbagai pasar malam di Kota Medan, lantaran sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
Mereka juga berharap pemerintah memberikan solusi nyata terhadap kehidupan pedagang.

“Kami dari pedagang kuliner malam. Kami adalah pedagang yang mulai berdagang pada malam hari, kami sekarang mengangkat bendera putih sebagai tanda kami menyerah kepada keadaan,” kata Andi Cristop dari Forum Pekerja Kuliner Malam saat ditanya wartawan, dilansir dari mimbarrakyat.co.id.

Ia mengatakan, ada dua ribuan lebih pedagang kuliner malam dari kawasan kuliner Mega Park, Marelan dan Pajak Kedan yang terimbas penurunan pendapatannya akibat penerapan PPKM ini.

“Kami angkat bendera putih, bukan kami melawan pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19, sama sekali tidak terpikir oleh kami,” ujar Andi seraya menegaskan kalau pedagang kuliner malam taat akan peraturan dalam memberantas Covid-19.

Akan tetapi kondisi saat ini yang dialami para pedagang kuliner malam sungguh memprihatinkan.

“Kami adalah rakyat yang taat kepada peraturan. Tapi peraturan tidak memihak kepada kami, dikeluarkan peraturan tidak boleh makan di tempat, dikeluarkan peraturan hanya boleh berjualan sampai jam delapan malam, hal seperti itu membuat kami sangat sedih. kami cari makan hari ini untuk dimakan hari ini bukan cari makan bukan untuk foya-foya,” ungkapnya.

“Peraturan yang ada membuat kami tidak sanggup untuk membayar uang sekolah listrik tagihan lain. Bahkan kami harus berutang agar kehidupan bisa berjalan,” sambungnya.

Andi menjelaskan, sejak masa new normal tahun lalu, pedagang kuliner coba bertahan. Tapi hari ini, kami mengangkat bendera putih sebagai tanda kekuatan kami ada batasnya. Kami tidak meminta apa-apa, kami meminta perhatian, kalau boleh tetaplah kami berdagang dan buatlah peraturannya.

“Mohon didengarkan, kami tak sanggup lagi, semua di sini hanya bertahan, tak terpikir lagi bagaimana bisa membayar uang sekolah, bayar listrik. Ada banyak keluhan, saya pikir semua orang mengalami yang sama,” ujarnya. (SC03)

By Redaksi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *