Sumutcyber.com, Medan – Hasil pemeriksaan swab (spesimen hidung tenggorokan) para pasien suspect difteri melalui laboratorium di Litbangkes belum diketahui secara defenitif. Begitupun, RSUP H. Adam Malik sudah memulangkan enam pasien suspect difteri tersebut.
“Keenam pasien yang dipulangkan ini kondisi sudah membaik, sehingga dokter pun selanjutnya merekomendasikan untuk pulang,” kata Kasubbag Humas RSUP HAM Rossario Dorothy Simanjuntak, Kamis (3/10/2019).
Dalam dua pekan ini, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) telah merawat sebanyak 12 orang pasien suspect difteri. Dimana satu diantaranya merupakan mahasiswa USU asal Malaysia berinisial NA (21), yang meninggal dunia pada Sabtu (21/9) lalu.
“Selanjutnya, dua pasien asal Malaysia berinisial LW dan U juga akan menyusul dipulangkan, dan tinggal menunggu proses administrasinya saja,” ungkapnya.
Rosa menjelaskan, ke sebelas pasien suspect difteri ini, umumnya berasal dari Kota Medan, yaitu SN (5), IP (4), RP (5), VN (5), NS (31), DE (3), dan RR (5). Selanjutnya juga ada yang dari Sibolangit yakni NM (10), dan rujukan dari Nias RH (3), serta dua mahasiswa USU Asal Malaysia U (21) dan LH (21).
“Pasien yang sudah pulang itu masing-masing SN, IP, RP, NM, VN dan NS. Sebelumnya, pasien atas nama NM dan VN sudah terlebih dahulu pulang,” jelasnya.
Rosa menerangkan,
Namun begitu, Rosa menegaskan, sejauh ini hasil pemeriksaan swab para pasien melalui laboratorium di Litbangkes memang belum diketahui secara defenitif. Meski penanganan secara klinis tetap dilakukan untuk pengobatan difteri.
“Tanda-tanda difterinya memang ada. Umumnya seperti demam dan sakit saat menelan,” pungkasnya.
Sebelumnya, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD yang merupakan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pasien suspect difteri di RSUPHAM mengatakan, penularan bakteri difteri ini, umumnya dapat terjadi melalui percikan ludah, dan kontak erat selama 10 hari ke belakang dengan penderita. Namun ia menuturkan, penularan ini bukan berarti tidak bisa dicegah, yakni dengan cara menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik bagi diri sendiri dan lingkungan, serta dengan imunisasi.
“Difteri secara umum menciptakan komplikasi radang otot jantung, radang persarafan, dan obstruksi jalan nafas berupa pembengkakan leher. Obstruksi ini lah yang bisa menyebabkan pasien meninggal,” tandasnya. (SC03)
Komentar Anda