Sumutcyber.com, Medan – Ketua DPRD Sumatera Utara menyayangkan, buruknya pengelolaan Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan yang saat ini menuai polemik di masyarakat.
Menurut Baskami, buruknya pengelolaan dan penataan Medan Zoo menjadi faktor penyebab rendahnya, minat masyarakat untuk bertandang ke sana.
Baskami mengatakan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Utara telah memberikan teguran sebanyak dua kali pada 2022 lalu.
“Akan tetapi tidak ada perubahan malah semakin buruk dan banyak satwa langka yang mati,” katanya melalui rilis tertulis, Jumat (19/1/2024).
Baskami mengatakan, Medan zoo yang terletak yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan itu harus dikelola secara profesional.
“Adanya ahli satwa yang tentunya berpengalaman menangani satwa langka yang ada di sana,” jelasnya.
Baskami mengatakan, kejadian Medan Zoo ini memiliki kemiripan dengan kejadian yang menimpa Kebun Binatang Ragunan, Jakarta satu dasawarsa silam.
Menurut Baskami, saat itu Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta melakukan pembenahan secara besar-besaran, Kebun Binatang Ragunan.
“Pada saat itu melibatkan swasta, ke arah perbaikan dan pengelolaan, tetapi Pemprov Jakarta tetap yang mengkoordinir,” jelasnya.
Baskami mendorong pemko Medan untuk melibatkan pihak swasta dalam pengelolaan Medan Zoo.
“Kita libatkan Taman Safari Indonesia, Ancol dan lainnya untuk penataan dan pengelolaaan. Dengan demikian mudah-mudahan pengunjung meningkat,” jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai keberadaan Medan Zoo sangat penting, sebagai ikon Kota Medan dan wahana berkunjung bagi masyarakat.
“Di saat masyarakat sibuk menjalani rutinitas yang berhadapan dengan banjir, macet, Medan Zoo menjadi destinasi keluarga untuk berlibur di akhir pekan,” tambahnya.
Diketahui, Medan Zoo yang dibangun tahun 2005 dan memiliki luas 30 hektare itu tercatat sebanyak tiga ekor harimau peliharaannya mati dalam dua bulan terakhir. Dua di antaranya adalah Harimau Sumatra sedangkan satu harimau lainnya adalah Harimau Benggala.
Selain itu, beberapa satwa juga ditemukan sakit. Matinya tiga harimau dan telantarnya satwa lainnya ini disebabkan oleh krisis finansial yang melanda Medan Zoo.
Manajer Medan Zoo Pernius Harefa mengungkapkan krisis keuangan berat yang membelit kebun binatang tersebut.
Pasalnya, pemasukan dari penjualan tiket kepada pengunjung menjadi satu-satunya penopang operasional sementara jumlah pengunjung terus menurun setiap harinya. (SC03)