MEDAN – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-32, Rumah Sakit Umum Haji Medan mengadakan serangkaian kegiatan bakti sosial yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung mulai dari Senin (24/6/2024) hingga Jumat (28/6/2024), dengan fokus pada pelayanan kesehatan gratis dan penyuluhan.
Acara dimulai dengan kolaborasi antara Rumah Sakit Haji dan Dharma Wanita Persatuan, Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini meliputi khitanan massal dan pemeriksaan kesehatan bagi lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat.
“Hari ini Rabu, kita melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk anak-anak, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis untuk orang tua, anak-anak, dan balita yang ada di UPT Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan di wilayah Panti Asuhan Anak Balita Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara,” ujar Kepala Bagian Umum RSU Haji Medan, drg Anda Siregar MKes, Rabu (26/6/2024).
Pada Rabu, kegiatan serupa dilanjutkan dengan fokus yang sama, yaitu penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis.
Hari Kamis, acara dipusatkan di Kelurahan Indra Kasih, Medan Tembung. Di sini, masyarakat mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan gratis, dan sunatan massal.
“Puncak kegiatan pada hari Jumat, tim medis menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis di UPT tunawisma dan penyandang masalah kesejahteraan sosial di wilayah Panti Sosial,” tambahnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 65 anak yang berasal dari berbagai kecamatan di sekitar Medan dan memberikan bingkisan berupa tas. Melalui kegiatan ini, Rumah Sakit Haji berusaha untuk memberikan layanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu.
Menurut Anda, kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian dan kepedulian Rumah Sakit Haji kepada masyarakat.
“Karena sesungguhnya orang yang berguna itu adalah yang bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, Rumah Sakit Haji semakin dipercaya oleh masyarakat dan kami bisa terus memberikan pelayanan yang terbaik,” ungkapnya.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung program pemerintah dalam mencegah stunting dan meningkatkan gizi anak-anak. Dengan adanya penyuluhan kesehatan, diharapkan anak-anak dapat memahami pentingnya gizi yang baik untuk pertumbuhan mereka.
Puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-32 Rumah Sakit Haji akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juli, bertempat di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubernur Sumatera Utara. Acara ini akan diisi dengan seminar kesehatan yang menghadirkan berbagai narasumber ahli di bidang kesehatan.
Sementara itu, Kepala UPTD Pelayanan Sosial Anak Balita Medan Dinas Sosial Provsu, Lily Maulina Lubis, SS, MS menyampaikan, ini adalah sebuah pusat kesejahteraan yang dikelola oleh Dinas Sosial, yang khusus ditujukan untuk anak-anak balita yang memerlukan perlindungan dan perawatan. Salah satu fasilitas ini adalah tempat bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu memberikan perawatan yang memadai karena berbagai alasan.
“Jadi negara membuat program seperti ini biar ibunya bisa bekerja dan anaknya tumbuh kembang secara wajar,” sebut Lili di damping Kasie Pelayanan Medik, dr. Sri Alinawati, M.Kes dan Kasie keperawatan, Tenne Erika Napitupulu, SST, MKM.
Adapun fasilitas yang diberikan yakni pengetahuan, pendidikan dasar, pengembangan fisik dan mental serta bimbingan rohani.
“Di sini anak-anak yang dititipkan setiap hari dimulai dengan sarapan bersama, diikuti dengan berbagai aktivitas seperti bermain di taman, mengikuti kelas, dan melakukan kegiatan keagamaan. Setelah makan siang, mereka memiliki waktu untuk istirahat hingga dijemput orangtuanya, jam kerja di sini dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore,” jelasnya.
Di tempat yang sama, dalam penyuluhan yang dilakukan KSMF Anak RS Haji Medan Provsu, Dr. Sevina Marisya, MKed (Ped), SpA menjelaskan, mengenai peran nutrisi untuk mencegah Faltering Growth dan stunting pada anak.
Menurut Sevina, nutrisi memegang peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, khususnya dalam mencegah faltering growth dan stunting. Melalui penyuluhan ini, para ibu diharapkan dapat memahami dampak besar nutrisi pada anak serta cara monitoring dan penanganan yang tepat.
Faltering Growth adalah gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan pertumbuhan berat badan anak yang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan standar.
“Kondisi ini sering kali menjadi awal dari stunting, yaitu keadaan di mana tinggi badan anak berada di bawah -2 Z score WHO akibat malnutrisi kronis. Stunting merupakan masalah serius di Indonesia, yang menempati peringkat kelima negara dengan angka stunting tertinggi di dunia,” ujarnya.
Kekurangan nutrisi pada anak tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, tetapi juga kognitif dan perilaku mereka, terutama selama masa sekolah dan remaja. Dampak jangka panjang dari kekurangan nutrisi meliputi kesulitan menyelesaikan Pendidikan, menurunnya potensi untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan keluarga.
ASI (Air Susu Ibu), kata dia, adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. WHO merekomendasikan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama setelah kelahiran, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan melanjutkan menyusui dengan pemberian makanan pendamping (MPASI) hingga usia dua tahun atau lebih.
Komposisi ASI mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang seimbang serta mudah dicerna oleh bayi.
Peran Nutrisi di Awal Kehidupan
Nutrisi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) sangat penting untuk perkembangan otak, pertumbuhan otot, pengaturan metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh. Nutrisi yang cukup pada masa ini dapat mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker, dan stroke di kemudian hari.
Memahami peran penting nutrisi dalam perkembangan anak adalah langkah awal untuk mencegah faltering growth dan stunting. Dengan pemberian ASI yang tepat, monitoring pertumbuhan yang rutin, serta pemberian MPASI yang seimbang dan higienis, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat menurun dan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. (SC02)