20 Tahun Perang, Taliban Kuasai Istana Presiden Afghanistan

Pejuang Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri. (AP/Zabi Karimi)

Sumutcyber.com, Afghanistan – Kelompok Taliban resmi menguasai Afghanistan. Kelompok yang berhaluan Islam konservatif itu telah memegang wilayah ibu kota Kabul dan mulai menduduki kantor kepresidenan negara itu.

Sebuah video beredar viral di dunia maya yang menggambarkan beberapa pejabat kelompok itu mulai duduk dan menguasai sebuah ruangan di kantor presiden. Ini dilakukan setelah Presiden Ashraf Ghani, memutuskan untuk mengungsi dari negara itu.

“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka,” kata Ghani dalam pernyataan di Twitter, Minggu (15/8/2021) waktu setempat.

Taliban sendiri menjalani sebuah jalan panjang perjuangan untuk merebut kembali negara Asia Tengah itu. Sebelumnya, mereka sempat memegang kursi kekuasaan pada 1996 hingga 2001.

Bacaan Lainnya

Dalam masa kekuasaannya, Taliban dikenal kerap dituding tidak mengindahkan hak asasi manusia (HAM). Pada 2001 pasukan Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya mulai masif masuk ke negara itu setelah tragedi penyerangan World Trade Center (WTC) 9 September.

Di sana Washington mengirim militer terkuat dunia untuk berperang melawan Taliban. Dalam peperangan itu, Taliban tersingkir dari tahta kepemimpinan dan kekuasaan negara itu dipegang Presiden Hamid Karzai.

Kejadian ini memulai konflik antara Taliban dengan Afghanistan dan AS. Selama 20 tahun terakhir Taliban terus melakukan serangan yang diarahkan kepada pasukan keduanya dan mulai menguasai kembali wilayah-wilayah di negara itu.

Dalam perjuangannya, Taliban memiliki beberapa sumber dana yang cukup besar. Berdasarkan hasil pengintaian badan-badan intelijen, Taliban dapat menghasilkan US$ 300 juta hingga US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 4,3 triliun sampai Rp 23 triliun (kurs dolar Rp 14.387).

Dalam laporan PBB Juni 2021, mereka menyimpulkan bahwa sebagian besar dana Taliban berasal dari kegiatan kriminal seperti produksi opium, perdagangan narkoba, pemerasan dan penculikan untuk tebusan. Bahkan, sebuah badan intelijen mengatakan perdagangan narkoba saja mungkin telah menghasilkan US$ 460 juta (Rp 6,6 triliun) bagi Taliban.

Selain hasil kriminal, Taliban juga diketahui menguasai tambang mineral dan hasil bumi berharga, di mana hasilnya mereka jual dalam pasar gelap. Hasil tambang itu seperti emas, tembaga, batu bara, dan granit. Dari hasil itu, mereka diketahui mendapatkan US$ 464 juta (Rp 6,7 triliun).

Sementara itu, PBB juga sempat menyebut bahwa Taliban memiliki jaringan distribusi pendonor yang baik. Beberapa kali ditemukan kelompok itu menerima sumbangan dari para donatur.

Perjuangan Taliban ini nyatanya ampuh dalam menekan pemerintahan Afghanistan. Posisi pemerintah Afghanistan makin terdesak lagi setelah AS memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu pada Agustus 2021

Hal ini dilakukan karena Washington menilai bahwa misinya di negara itu merupakan perang tanpa akhir yang tidak berujung. Bahkan, AS diketahui telah menghabiskan anggaran lebih dari US$ 1 triliun di negara itu selama dua dekade terakhir.

Paman Sam menarik diri dari Afghanistan dengan imbalan janji Taliban. Di mana kelompok itu menyetujui tak akan menjadikan Afganistan sebagai wilayah operasi terorisme internasional. (cnbcindonesia.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *